Selasa, 12 April 2022

Gadis Indigo

 Bab 1: Tidak terlupakan

Bell sekolah mulai berbunyi menandakan jam masuk mata pelajaran pertama. Rika, siswi kelas XI MIPA 1, berada di depan lokernya sedang mengambil buku fisikanya untuk dibawa ke lab. Seperti biasa, di lorong sekolah Rika selalu melihat makhluk-makhluk aneh. Mulai dari perempuan yang tidak memiliki bagian bawah tubuh, hingga sosok anak kecil yang penuh darah. Bagi Rika, hal seperti ini sudah biasa baginya.


"Pagi Rika, ke lab sama-sama yuk!" ucap seorang anak perempuan yang sebaya dengan Rika. Anak itu bernama Yuana Andra, teman kelas dan juga sahabat Rika dari kecil.

"Pagi Yun, seperti biasa kamu selalu saja bersemangat" kata Rika.
Yuana, sahabat Rika sejak kecil. Mereka selalu satu sekolah sejak SD dulu. Bermata lebar dan memiliki rambut dengan model bob pendek layer dan berwarna coklat.

"Hehe tentu saja aku selalu bersemangat, karna aku yakin hari ini pasti akan lebih baik dari hari kemarin. Ngomong-ngomong, kamu udah sarapan belum? Ini aku bawa roti 2, nih aku kasih kamu 1 ya."

"Makasih Yun"


Setelah jam pertama selesai, mereka segera menuju kebun sekolah untuk pelajaran berkebun. Jam ini merupakan jam pelajaran kesukaan Yuana.


"Yes akhirnya aku bisa ketemu lagi sama tanaman-tanaman kesayangan ku di kebun, malas banget kalo harus belajar rumus terus. Bisa meledak kepala ku karna kepanasan" ucap Yuana.

"Alasan aja kamu Yun, padahal fisika itu seru loh padahal"

"Ya itu buat kamu, kamu kan juara kelas Rik. Jadi pasti hitung2ngan gampang buat kamu".

"Ah bisa aja kamu, yasudah ayo cepat, nanti Ms. Karen marah lagi kalo kita telat". kata Rika.
Seperti biasa, di kebun pasti banyak makhluk aneh.

*teng teng teng teng teng teng

Bel tanda istirahat berbunyi, Rika dan Yuana duduk di kantin berdua sambil memakan nasi goreng.


"Kak....Tolong aku kak". Rika tersedak mendengar suara itu.

"Eh Rika kamu kenapa? Ini minum dulu." tanya Yuana dengan nada sedikit panik.

*glek glek glek* "Akh, makasih Yun"

"Kak......tolong kak.....tolong temukan jasad ku kak" kata suara itu. Rika melirik sedikit ke arah belakangnya, suara itu berasal dari sosok anak perempuan dengan bau darah yang cukup menyengat.

"(Oh tidak, kenapa aku harus menghadapi hal ini..)" kata Rika dalam hati.

"Aku tau kakak mendengar suaraku......tolong aku kak" kata anak itu dengan nada pelan dan menyeramkan.

"Rika kamu gapapa?" tanya Yuana cemas. Rika tidak menjawab, ia bingung harus melakukan apa.

"Rik? Rika? RIKA ACHAZIA!" Yuana menaikkan nada suaranya.

"H-ha, ke-kenapa?" tanya Rika dengan muka kebingungan.

"Kamu kenapa? Kok diam?"

"Aku...A-aku.... Aku gapapa kok. Yuk balik ke kelas, kamu udah selesai makan kan?"

"Iya aku udah selesai. Tapi betul kamu gapapa?"

"Iya aku gapapa, sudah lah ayo kembali ke kelas" kata Rika. Rika pun menarik tangan Yuana dan pergi dari kantin.


Waktu sudah menunjukkan pukul 14:00 yang berarti itu sudah waktunya, murid SMP Wyatra pulang. Di dekat gerbang sekolah, Yuana dan Rika bertemu dengan pak Arzan yang sedang kerepotan membawa peralatan olahraga yang baru.

"Eh kalian berdua, tolong bantu bapak bawa dos bola tenis dan karung bola volly itu ke gudang belakang" kata pak Arzan. Yuana dan Rika pun membantu pak Arzan membawa barang2 itu ke gudang.

"Kalian tunggu disini sebentar, jaga gudang. Bapak mau ke ruang guru sebentar mengambil sesuatu" kata pak Arzan.

"Baik pak" jawab Rika dan Yuana bersamaan.


*5 menit kemudian*


"Kak......tolong kak......jasadku ada di dalam gudang......tolong kuburkan aku dengan layak kak..."

Glek, suara itu muncul lagi. Kali ini tepat di samping Rika. Saat Rika ingin menoleh, sosok itu sudah hilang bersamaan dengan hilangnya Yuana.

"Yun, kamu dimana Yun? Yuana? YUANA ANDRA KAMU DIMANA?" teriak Rika dengan panik karna Yuana yang tiba-tiba menghilang.

"Aku di gudang Rik, kamu gausah teriak teriak gitu deh" jawab Yuana dari dalam gudang.

"(Fiuh, kukira Yuana hi-)"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA MAYAD" tiba-tiba terdengar teriakan Yuana dari dalam gudang.

"YUANA? KAMU KENAPA?!"


Di dalam gudang yang gelap, tubuh Rika mendadak lemas, di bawahnya terdapat mayat anak perempuan yang sudah hampir membusuk dan penuh dengan darah. Rika tidak bisa berkata-kata lagi, rasanya dia ingin pingsan ditempat itu sekarang juga disamping Yuana yang sudah pingsan karna shock.


"Terima kasih kak......Sekarang aku bisa kembali dengan tenang......petunjuk pembunuh ku ada di kamera cctv.....sekali lagi terima kasih banyak" suara itu muncul dan berbisik dengan sangat pelan.

Pak Arzan membuka pintu dengan keras dan menyalakan lampu "KALIAN KENAPA? BAPAK MENDENGAR ADA SUARA TERIAKAN TADI?" pak Arzan melangkah masuk "OH TUHAN!!"


Sekolah diliburkan 1 minggu karena kasus penemuan mayat anak perempuan bernama Fina, siswi kelas X IPS 3 yang dibunuh oleh siswa dari kelas lain bernama Dary Elvano. Dary membunuh Fina dengan alasan "Ketidaksengajaan" saat memberi pelajaran ke Fina karna sudah mendorong pacarnya. Kedua sahabat itu pun dipanggil polisi untuk menjadi saksi, Rika juga membantu pihak sekolah dan pihak kepolisian mencari bukti siapa pembunuh Fina.


Rika mengira hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, tapi kejadian ini baru permulaan....


To Be Continue...

Gadis Indigo

  Bab 1: Tidak terlupakan Bell sekolah mulai berbunyi menandakan jam masuk mata pelajaran pertama. Rika, siswi kelas XI MIPA 1, berada di de...